Sayangnya waktu tidak bisa diputar mundur ala film Tomb Raider. Apapun yang terjadi hari ini, harus diterima dengan segala kons*kwensi dari bagian masa lalu.
Sebelum hal itu terjadi, mari cermati sebagian penyesalan terbesar yang sering dihadapi. Dengan begitu, kita bisa mengambil hikmah yang tidak perlu dilakukan oleh para pendahulu.
jangan tinggalkan teman yang tulus |
Meninggalkan Teman yang Tulus
Dalam hidup akan banyak teman datang dan pergi. Teman lama akan digantikan dengan kehadiran teman baru. Anda menganggap Syahrini adalah teman dekat waktu di kampus. Ketika memasuki dunia kerja, anda mulai menjauh dari syarini seiring kehadiran si Lisa, Si mona dkk.
Pada awalnya anda menjaga komitmen pertemanan dengan Syarhrini. Semingu sekali saling kunjung. Kemudian frekwensinya berkurang menjadi sebulan satu kali. Satu tahun satu kali. Lama-lama akan mengendur hingga hanya berhubungan lewat telepon.
Itu alamiah. Tidak terlalu buruk. Namun akan sangat menyesal jika anda meninggalkan teman yang tulus karena merasa sudah kaya. Sukses. Sehingga teman lama dirasa tidak lagi se level.
Ingatlah kata-kata ini;
Ketika Anda dalam kondisi kaya, teman-teman tahu siapa Anda. Namun ketika Anda dalam kondisi sengsara dan miskin, Anda tahu siapa itu teman-teman.
Banyak kisah nyata mengenai kehadiran orang baru seringkali hanya memanfaatkan materi dan popularitas seseorang. Namun ketika tiba masa susah, orang yang dianggap teman ini malah pergi. Justru teman-teman lama yang ditinggalkan, merekalah yang kembali, walau sempat ditinggalkan. Jadi sayangilah teman yang memang tulus hadir dalam hidup.
Membantah Pada Orang Tua
Saat beranjak dewasa, kadang nasihat orang tua tidak didengar. Mungkin orang tua tidak sepandai anda dalam hal pendidikan. Namun pengalaman hidup yang dilalui para orang tua adalah guru paling bijaksana dari proses pembelajaran.
Saya pernah melihat pernyataan seorang ulama, yang intinya; selama ibunya masih hidup, dia tidak pernah shalat istiqarah sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan. Namun lebih mendahulukan nasehat/saran ibunya sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
Bekerja Sangat Keras Tapi…..
Mengejar karir, bekerja sangat keras memang tidak salah. Impian membelikan rumah rumah tua yang lebih layak. Memberangkatkan haji, adalah bagian dari cita-cita mulia seorang anak. Namun jangan sampai mengejar impian itu justru mengabaikan orang tua. Tarik nafas sejenak. Luangkan waktu untuk bertemu dengannya. Seringkali, kehadiran anak lebih berarti daripada setumpuk materi yang di berikan. Intinya; seimbangkanlah hidup.
Mengabaikan Kesehatan Sejak Muda
Setiap ketemu makanan enak-enak dicoba, stres sedikit langsung cari hiburan pelampiasan.
Banyak duit…!
Apa mau dikata ketika jatuh sakit. Pencapaian materi hari ini harus dikeluarkan untuk membiayai kesehatan akibat perilaku masa lalu.
Mengejar puncak karir memang bagus. Mengumpulkan harta memang tidak salah. Namun harta terbesar adalah sehat. Percuma punya banyak harta banyak kalau sehari-hari harus terbaring dirumah sakit.
Tidak Sempat Mengatakan Cinta
Setiap orang berhak mengetahui dia dicintai, Sayangnya kadang rasa malu, ego, gengsi membuat seseorang tidak mau mengungkapkan rasa cinta.
Rasa cinta tidak hanya identik antar dua insan lawan jenis. Tetapi juga rasa cinta dari anak pada orang tua, Adik pada kakak, antar sahabat dan banyak lagi. Percayalah, penyesalan rasanya sangat sakit ketika seseorang itu sudah pergi selamanya. Maka selagi masih diberi kesempatan untuk hidup, katakanlah pada orang betapa Anda menyayangi mereka, betapa kehadiran mereka begitu berarti. Jika lewat perkataan sulit diucap, tunjukanlah lewat tindakan nyata. Itu sudah lebih dari cukup sebagai bentuk pernyataan.