Begitu kan anda mau mengumpat saya?
Masalah adalah; kebiasan sebagian orang Indonesia memaknai sarapan masih keliru. Yang pada akhirnya kurang mampu mengoptimalkan potensi diri karena sarapan yang kurang tepat. Apalagi nih buat para ibu muda yang memiliki anak pada usia sekolah, sarapan pagi anak sangat penting untuk mengoptimalkan si anak belajar di sekolah.
Pertama: Sarapan yang baik adalah yang mampu memenuhi seperempat kebutuhan gizi harian
Sekarang pada mikir deh, Sudah belum memenuhi Kriteria itu?
Paling juga pada gak tahu. Jelaslah, orang kalo sarapan makannya mie ayam bang Miun yang jualan di samping kantor doang, atau beli nasi uduk bu Darni tetangga sebelah rumah. Atau jangan-jangan yang lak-laki sudah cukup dengan segelas kopi dan sebatang rkok serta beberapa potong gorengan di warkop. Alasannya, cuma sarapan doang kok.
Hey rubah mind set sekarang, jangan sepelekan konsumsi menu sarapan
Kedua: Sarapan yang tepat adalah sebelum jam 9 pagi.
Setelah “puasa” 8-10 jam pada saat tidur, tubuh manusia memerlukan energy baru untuk mendukung aktivitas harian. Memberi energy yang di butuhkan selama beberapa jam kedepan. Menjaga tetap semangat dan konsentrasi. Tanpa sarapan, seseorang akan mudah lelah, lesu, gelisah, dan gampang marah.
**
Jadi, sekarang kita sepakat, sarapan bukan hanya untuk pencegah rasa lapar sebelum makan siang.