Dalam ingatan saya, “galau”nya telkomsel itu berawal pada bulan puasa menjelang lebaran. Saat itu tarif paket midnight fun adalah Rp 7000/minggu ( saya Cuma inget tariff ini doang karena kalau buat ngalong belinya paket mingguan), kemudian dinaikan menjadi Rp 11.000.
Setelah lebaran tarifnya diturunkan menjadi Rp 8000. Kemudian berganti lagi menjadi Rp 7000. itu berarti tariff kembali kesemula, sama seperti diawal bulan puasa.
Saya tidak tahu tepatnya kapan. Sekitar dua minggu lalu tariff fun night naik lagi menjadi Rp 8000, tapi kok semalam saya beli paket lagi harganya kembali jadi Rp 7000.
Itu artinya, dalam kurun waktu sekitar lima bulan, antara juli hingga November 2014, telkomsel telah lima kali merubah skema tariff paket internet malam midnight fun. Itulah kenapa saya katakan telkomsel seperti galau plus plin plan.
Terus terang deh, waktu paket internet kalong naik dari Rp 7000 jadi Rp 11.000, saya termasuk yang “marah besar”. Bagaimana tidak, persentase naiknya hingga 57%, fantastis.
Belum lagi karena beberapa minggu sebelumnya telkomsel juga menaikan tariff flash untuk kartu halo. Kalau yang ini saya tidak “marah” karena dibarengi penambahan kuota bandwith.
“Kemarahan” saat itu langsung saya sampaikan via twitter, dengan harapan; kalau kenaikan tariff harus di imbangi dengan perbaikan.
Saya katakan saat itu, kalau tariff naik tuh iklannya di hilangin. Telkomsel menjawab mention saya, katanya dia akan mempertimbangkan.
Saya tidak puas dengan jawaban standar customer service kayak gitu. Makanya saya langsung bergerak, dari empat nomor telkomsel yang saya pegang saat itu, satu nomor saya gunting, satu nomor lagi saya lepas dari HP, dengan berencana beralih pada operator lain.
Tidak cukup sampai disitu, beberapa hari setelah lebaran, atau di akhir juli 2014, saya mengirim tiket aduan lewat aplikasi android telkomsel. Saya meminta telkomsel untuk menghilangkan iklan pada kedua nomor saya.
Sayang, dari dua nomor yang saya minta, yang dihilangkan iklannya hanya satu nomor, yaitu yang kartu halo. Tidak masalah. Saya mengerti. Karena mungkin saja telkomsel memproses aduan sesuai dengan nomor yang digunakan untuk mengirim aduan.
Yang saya maksud iklan adalah interstitial ads ketika online dengan Desktop, dan iklan offdeck ketika online menggunakan smartphone. Kalau sekarang lebih dikenal sebagai intrusive ads, yang pada bulan september 2014 di petisi oleh idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia) dan IDA (Asosiasi Digital Indonesia)
Jadi, ketika rebut-ribut rebut petisi online untuk telkomsel dan XL soal iklan peralihan, nomor kartu halo saya sudah bebas dari iklan.
Nah pada saat rame-rame petisi online itu, selain saya ikut tanda tangani petisi, saya ajukan juga keberatan soal intrusive ads pada nomor simpati. Telkomsel mengabulkan. Jadi dua nomor telkomsel yang saat ini saya pakai tidak ada iklan sama sekali. Satu nomor lagi saya biarin saja ada iklannya, karena pada saat masa aktifnya habis juni 2015, belum tentu saya isi pulsa lagi.
Dan sayapun berharap, telkomsel menghilangkan intrusive ads pada semua pelanggan seperti petisi change.org. Bagaimanapun juga, saya tidak rela kalau netter yang berniat mengunjungi blog saya dialihkan dulu pada iklan. Dan saya pun tidak rela, pengunjung dari hape disisipi iklan dibagian atas.
Balik lagi soal galaunya telkomsel soal tariff midnight fun.
Naik turun tariff midnight dalam waktu berdekatan seperti itu membuat saya punya interpretasi macam-macam.
Dugaan saya, mungkin banyak pelanggan yang terbiasa membeli paket kalong menghentikan / mengurangi jatah beli. Sehingga, meskipun tarif dinaikan tapi dari segi pendapatan justru menurun.
Disisi lain telkomsel juga sadar. Saat malam hari diatas jam 00.00, jaringan yang dimiliki tidak terlalu sibuk. Mubazir kalau tidak dikonversi pada rupiah.
Itu dugaan loh ya, jadi bisa saja salah.
Apakah telkomsel tidak berpikir bahwa tarif malam yang murah dapat meningkatkan jumlah pelanggan,paling tidak pelanggan itu adalah saya, keluarga dan teman-teman. Saya masih ingat Ketika pertama kali punya HP dan memilih simpati sebagai kartu GSM, itu karena ada tariff murah dimalam hari, tariff biacara 300/menit antara jam 23.00-07.00, plus tanpa ada tambahan 10% untuk pembelian pulsa. Atas dasar itulah, saya kemudian memprovokasi keluarga dan teman-teman yang baru membeli HP untuk menggunakan telkomsel supaya bisa telepon teleponan murah. Baca juga; pilih flash ultima atau optima
Sekarang terserah pada telkomsel karena saya tidak punya daya untuk menolak berapapun tarif yang berlaku. Terserah berapa saja. (bahkan dengan tariff tidak wajah sekalipun). Sekarang saya punya pilihan operator lain yang sudah mendukung HSDPA di daerah tempat saya tinggal, sehingga bisa akses internet cepat tanpa harus bergantung pada dirinya. Jadi kalau saya merasa tarif sudah keterlaluan, maka saya akan buang sim card yang tersisa. Selesai perkara!