Okelah ya, terlepas dari siapa yang nomor satu, saya tertarik menulis brand ini karena terlihat paling antusias dibanding merek lain. Paling tidak mereka terkesan getol banget berkampanye, membangun komunitas, serta terus menerus mengadakan event-event kuliner untuk menjaga warisan nusantara, seperti halnya festival jajanan bango.
Terlepas dengan nama kecap bango yang semakin cetar membahana, saya jadi inget kalau teman-teman ngajakin acara bakar-bakaran. Maksudnya bikin kambing guling atau bakar ayam. Mereka selalu bilang: jangan lupa kecapnya cap bango. Maknyus!
Saya tidak tahu apakah teman-teman itu “korban” pak Bondan Winarno, atau keluarga mereka punya tradisi memakai bango, yang jelas, teman-teman bintaro, ciputat, pasar minggu, kalau bikin acara gitu selalu pakai bango.
Sejarah Kecap Bango
kecap bango sudah dirintis oleh keluarga Yunus Kartadinata sejak tahun 1928 di benteng tangerang. Ketika usahanya mulai berkembang, mereka memindahkan usahanya ke Jl. Asem Lama (sekarang Jln Wahid Hasyim) tanah abang Jakarta pusat.
,
Pada tahun 1982, bango pindah ke Desa Wantilan, Cipeundeuy, Subang, Jawa barat dengan bendera PT Anugrah Indah Pelangi dan PT Anugrah Damai Pratama.
Pada tahun 1992, PT. Unilever Indonesia tertarik untuk mengakuisisi merek dan usaha Kecap Bango di bawah naungan perusahaan mereka. Akhirnya Kecap Bango resmi menjadi salah satu produk PT. Unilever Indonesia di tahun 2001.
Sekarang seperti yang bisa kita lihat, kecap bango ada dimana-mana, disetiap warung samping rumah, di indomaret, di alfamart, di carrefour tersedia dengan harga terjangkau. Dengan ikon Mr Maknyus Bondan Winarno, si bango sering wara-wiri di televisi.
Kamu-kamu netizen pasti juga tak lepas dari sapaan sang bango dengan resep kecap bango yang ber-aneka ragam.